Refleksi Hari Sumpah Pemuda: Sadar Diri dalam Berteknologi

Kemajuan teknologi tidak dapat disangkal lagi. Sejak ditemukannya komputer pertama kali sampai ponsel pintar, teknologi terus berkembang menjadi semakin cepat dan efisien.

Tanpa kita – pemuda-pemudi Indonesia – sadari, teknologi sering membawa kita pada arus informasi yang begitu cepat dan masif. Misalnya saja peristiwa satu jam lalu di Jerman bisa kita temukan lewat pencarian di google, atau bila kita ketik kata kunci “Studi di Jerman” maka ada ratusan bahkan ribuan artikel dan situs yang berhubungan dengan kata kunci yang kita cari.

Dengan begitu banyaknya informasi yang diperoleh, tak jarang kita kehilangan arah dalam menggunakan keuntungan ini.

Sebut saja kita lebih suka menunda melakukan kegiatan produktif dan lebih memilih untuk lihat-lihat story di Instagram, berbagai video TikTok, dan sebagainya.

Perlahan tapi pasti artis, musisi, ataupun tokoh yang kita follow membentuk perspektif dan cara kita melihat dunia nyata. Hingga kita merasa “kekinian” kalau mengikuti suatu trend tertentu meskipun seringkali trend tersebut tidak bermanfaat atau bahkan berbahaya.

Di titik itulah kita seakan kehilangan jati diri kita yang sebenarnya.

Kutipan “Larut tetapi tidak hanyut” cukup mendeskripsikan apa yang perlu anak muda Indonesia lakukan di era seperti ini. Dengan “larut”, anak muda Indonesia dengan energi dan semangat yang begitu besar masuk dan mempelajari teknologi yang sedang berkembang.

Misalnya di media sosial dengan membuat konten-konten positif dan saling mendukung satu sama lain. Kemudian di bidang sains dan teknologi (saintek) dengan membuat jejaring antar ilmuwan di seluruh  dunia sehingga berita terkini seputar perkembangan saintek ataupun penelitian terbaru dapat segera diketahui dan disebarluaskan.

Di bidang kesenian, berkembangnya platform video sebagai wadah untuk melestarikan tarian tradisional maupun kesenian daerah lainnya yang hampir punah.

Masih banyak lagi contoh-contoh yang bisa dilakukan sebagai peluang untuk meraih impian di era sekarang.

Walaupun “larut” dalam mempelajari teknologi, kita tidak hanyut dalam arus perkembangan teknologi yang semakin canggih karena teknologi itu sendiri hanyalah sarana untuk mengaktualisasikan diri dan meraih impian.

Lewat kesadaran ini, teknologi tidak hanya berfungsi sebagai pengisi waktu luang tetapi menjadi sebuah alat yang powerful agar kita dapat beradaptasi di zaman yang berkembang cepat ini dan tidak kehilangan jati diri kita sebagai sebuah bangsa yang Bhinneka.

Pada akhirnya, teknologi menjadi “kawan” untuk mewujudkan apa yang pemuda khidmatkan 92 tahun lalu yaitu bangsa, tanah air, dan bahasa tetap satu : Indonesia.

Leave A Comment

Follow by Email
Instagram
error: Content is protected !!