Romo Kadarman, Manusia Otentik dan Eksploratif (4)

Rhenald Kasali, pembicara ketiga dalam acara Bedah Buku Darma  Kadarman, lahir di Jakarta, 13 Agustus 1960, merupakan guru besar Fakultas  Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia .

Rhenald Kasali mendirikan Yayasan Rumah Perubahan  sebagai wadah sosial dan wirausaha yang dijalaninya untuk mendorong proses  transformasi di negeri ini. Selain itu ia banyak melakukan riset  dan menulis buku yang hampir semuanya best seller.

Bertindak otentik

Sebagai penanggap acara Bedah Buku Darma Kadarman, Rhenald Kasali mengajak supaya masyarakat dapat bertindak otentik.

Otentik di sini dapat diartikan  sebagai kepemimpinan yang tidak dibuat-buat – dengan kata lain kepemimpinan  tersebut bukanlah suatu pencitraan. Walaupun dunia ini merupakan panggung  sandiwara, akan tetapi hal yang pertama dan terpenting adalah kita harus mengenal  diri kita serta dapat mengendalikan suasana hati kita.  

Ada premis menarik yang tertulis dalam buku Darma Kadarman ini yaitu “kalau kita gagal  membuat rencana, berarti kita merencanakan kegagalan”. Hal itu dapat berarti  bahwa betapa pentingnya suatu perencanaan dilakukan. 

Management is about human

Menurut akademisi dan praktisi bisnis ini, “management is about human,” hal  tersebut bermakna bahwa kita harus mendahulukan ‘human’ sebelum proses. 

Setelah mengenal ‘human’, kemudian adalah membentuknya agar tetap bisa relevan dan dapat menjawab tantangan seiring perkembangan zaman. Tentu hal tersebut merupakan tantangan tersendiri.

Ia menekankan bahwa manusia itu haruslah mempunyai kecerdasan baru dengan  menjadi manusia yang eksploratif. Hal tersebut berarti bahwa manusia itu harus  bisa melihat ke depan, seperti Romo Kadarman yang merupakan salah satu contoh  manusia yang eksploratif, terbukti dari perjalanan karirnya. 

The past, the present and the future

Menurut dia, penting bagi kita untuk mengetahui bahwa kita itu mengalami 3 zona  waktu yaitu “the past, the present and the future.

Masa kemarin itu adalah masa  yang sama dan berlangsung cukup lama. Banyak hal yang terjadi secara berulang  di masa lalu. Alasan mengapa hari ini begini karena kemarin juga begitu. Kita menjalaninya secara continuous.

Lalu masuk kehidupan baru, kita menerima suatu  tantangan baru. Di mana tantangan itu meletihkan. Kemudian kehidupan baru ini  dipersalahkan karena munculnya orang-orang yang tidak bisa menerimanya. 

Manusia menjadi sangat politis karena saling menyalahkan keadaan. Itulah yang  menyebabkan kita tidak bisa menghadapi dunia baru di masa depan karena  terperangkap dengan masa lalu. 

Persoalan manajemen itu “is not only about target, is not only about money, but mostly about people.” People yang terperangkap dalam  pengetahuan di masa lalu, people yang takut menjelajahi dunia baru, maka kita perlu memperbaikinya melalui anak-anak muda.

Follow by Email
Instagram
error: Content is protected !!