Positifnya Urun.id

Ketika mendengar covid-19 apa yang seketika terlintas dalam benak? Mungkin ada sebagaian rasa takut, khawatir, atau malah sudah mulai jengah mungkin? Karena hampir seluruh media membicarakannya setiap hari, tentunya hal ini sesuai fungsi mereka dalam menyebarkan informasi kepada semua orang.

Kabar di media terkadang cukup menenangkan ketika banyak pasien positif yang dinyatakan sembuh, kreativitas sejumlah pihak dalam menyikapi kondisi ini serta kisah- kisah inspiratif lainnya.

Tapi terkadang menakutkan ketika angka mortalitas semakin mengingkat, banyaknya pihak yang melanggar protocol kesehatan, dan terkadang timbulnya kejahatan di tengah pandemi.

Pandemi covid-19 berdampak di hampir seluruh aspek kehidupan manusia, ekonomi, pendidikan, pemerintahan, bahkan kehidupan beragama umat manusia.

Untuk pertama kalinya saya merasakan perayaan Paskah yang dilakukan secara online melalui media saluran televisi hal yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Tentu hal ini tidak hanya dirasakan oleh umat kristiani, karena pandemi ini bersifat universal, saudara- saudara kita apapun agamanya pun dituntut untuk mematuhi protokol kesehatan physical distancing yang dikeluarkan oleh WHO.

Hal ini membuat kami semua (Pemapan 2017) tidak dapat melakukan project paskah yang biasa kami lakukan bersama- sama secara langsung dalam lingkup universitas untuk menghayati makna paskah dan memberikan kontribusi bagi sesama.

Pembatasan ini membuat kami memikirkan solusi lain dengan cara melakukan project paskah secara online namun bagaimana untuk tetap memberikan dampak positif bagi orang lain.

Pada awalnya pastilah terjadi keraguan apakah project seperti ini akan memberikan dampak signifikan ditengah kondisi ini.

Akhirnya muncul gagasan untuk membuat kanal pengetahun yang membagikan bidang keilmuan kami masing- masing untuk meningkatkan engagement social, yang selanjutnya membuka kesempatan donasi untuk disalurkan kepada mereka yang sangat terdampak kondisi ini, yaitu berupa APD bagi petugas medias dan sembako bagi marginal groups.

Proses perencanaan, ketika itu awal Maret tentu belum ada himbauan dari pemerintah untuk melakukan physical distancing #dirumahaja. Beberapa dari kami (pemapan Jogja) sempat mengadakan pertemuan di salah satu café, (yang tentunya nyaman di kantong mahasiswa) untuk membicarakan project paskah ini.

Dari pertemuan itu pada dasarnya kami sepakat untuk mengadakan semacam campaign melalui sosial media. Ternyata pemikiran ini pun sama dengan yang dimiliki oleh kelompok-kelompok di universitas lain, sehingga kami berpikir alangkah lebih baiknya untuk disatukan agar terpusat dan memberikan kontribusi yang lebih besar, seperti kutipan ayat kitab suci “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” (Ibrani 10:24).

Sampai pada akhirnya didapatkan sebuah nama Urun.id, dalam bahasa Jawa artinya menyumbang atau menyokong.

Urun berisi Urun Disiplin, Urun Ilmu, dan Urun Dana sebagai bentuk kontribusi kami di era pandemi ini.

Dalam proses pembuatan konten Urun Disiplin saya memilih topik mengenai politik, hukum, dan pemerintahan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang saya tempuh.

Proses ini membuat saya melakukan online research, mendalam dari sumber- sumber yang kredibel agar tidak menyesatkan dan sejalan dengan tujuan kami untuk mengedukasi banyak pihak. Penyebaran dilakukan dengan mengklik share to your story (salah satu fitur di instagram) dengan harapan semua pihak dapat membaca dan mendapatkan tambahan pengetahuan.

Urun dana, sejujurnya saya tidak banyak terlibat dalam proses pencarian dana. Ketika launching yang saya lakukan adalah share ke media sosial serta beberapa grup dan keluarga terdekat.

Sampai diakhir periode donasi tanggal 26 April total donasi mencapai sekitar 39 juta, ya angka yang cukup banyak mengingat banyaknya media yang juga melakukan open donasi sebagai bentuk responsibility karena adanya covid-19.

Sesuai rancangan awal dana ini akan digunakan untuk membeli APD untuk beberapa daerah episentrum covid-19 dan sembako marginal groups yang terdampak covid-19 seperti pemulung sampah, buruh harian, pedagang kecil, tukang becak, dan lain- lain.

Dalam distribusi ketika itu saya tidak tergabung dalam region manapun karena saya seorang diri berada di Lampung, tempat asal. Sehingga di akhir, ketika dana itu sisa dari pembelian APD dan sembako di kota-kota lain barulah sisanya sebesar Rp.400.000,00 diberikan kepada sekitar 8 daerah untuk dibelikan nasi bungkus kepada 20 orang sebagai makanan berbuka puasa.

Namun atas saran beberapa orang terdekat, mama, kakak, dan tante alangkah lebih baik untuk dibelikan sembako agar lebih bermanfaat dan bertahan lama karena kami tinggal di lingkungan pedesaan dengan nilai anggaran Rp. 40.000, 00 @10 orang.

Uang itu diberikan hari Sabtu, 9 Mei, dan saya belanjakan pada hari Minggu masker kain 20 pcs seharga Rp. 100.000,00. Pada hari Senin pembelian sembako yang ditemani oleh kakak saya di toko grosir langganannya, lalu pengepakan 10 paket sembako yang di dalamnya masing- masing berisi minyak goreng, gula, telur, sarden, mie rebus, dan masker kain.

Pembagian itu sebagian besar diberikan kepada lansia yang sudah tidak memiliki keluarga, serta janda di lungkungan tempat saya tinggal.

Perasaan amat sangat bersyukur ketika didoakan oleh mereka yang menerima “maturnuwun sanget nggih nduk, mugi- mugi bagas waras, mbah mung saget dangake, salam kangge konco- koncomu” (terima kasih banyak ya nak, semoga sehat selalu mbah cuman bisa doakan, salam buat teman- teman mu) yang di ucapkan dengan mata berkaca-kaca.

Tentu saja rasa haru, sedih, juga senang bercampur menjadi satu karena Urun.id secara langsung telah membuat saya menjadi penyalur berkat bagi sesama, tentu saja hal ini tidak seluarbiasa itu namun kami sangat berharap kesehatan bagi siapa saja yang menerima paket sembako urun.id.

Saya merasakan banyak hal positif ketika bersama- sama mengerjakan project ini, karena selama #dirumahaja cukup banyak kegiatan namun keseluruhannya hanya berkutat pada rutinitas sehari- hari, membantu orang tua, piket merawat nenek, melakukan hal terkait hobi, serta tentunya mencari pekerjaan secara online sebagai seorang fresh graduate.

Dengan adanya Urun.id membuat saya lebih up to date dengan perkembangan berita terkait covid-19 karena saya harus mengikutinya – siapa tahu pemerintah mengeluarkan kebijakan baru.

Selain itu saya juga medapat manfaat positif dari urun ilmu yang pertama karena berkualitasnya pembicara di urun ilmu namun untuk urun ilmu kedua dan ketiga saya berhalangan hadir karena kondisi nenek yang saat itu drop.

Urun.id juga mengajak saya untuk dapat lebih berempati kepada mereka yang terdampak paling parah covid-19, petugas medis dan marginal groups sehingga setiap melihat berita di saluran televisi saya langsung menempatkan diri semisal saya di posisi mereka.

Melalui urun.id saya juga belajar untuk mengingatkan orang terdekat agar selalu menjaga kesehatan dan jangan mengabaikan himbauan-humbauan dari pemerintah terkait pencegahan penularan covid-19.

Tentu banyak pembelajaran yang didapat dalam kondisi ini, pertemuan- pertemuan yang dilakukan secara virtual ternyata tetap tidak mengurangi langkah kita bergerak di masing-masing tempat dengan memadukan langkah bersama untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sejak semula pembentukan urun.id.

Singkatnya gerakan urun.id sudah memberikan dampak-dampak yang nyata dalam kehidupan saya di tengah masa pandemi ini untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri namun juga turut serta memberikan kontribusi (yang meskipun hanya sedikit), untuk orang lain, untuk Indonesia, dan tentunya untuk Gereja.

Leave A Comment

Follow by Email
Instagram
error: Content is protected !!